Kerajaan Tarumanegara
A. Letak dan Sumber
Sejarah
Letak kerajaan Tarumanegara adalah di Jawa
Barat diantara tiga daerah, Karawang – Jakarta - Bogor.
Peninggalannya tujuh prasasti berhuruf Pallawa berbahasa Sansekerta. Tidak berangka
tahun, dilihat dari langgam hurufnya atau bentuk hurufnya prasasti tersebut
ditulis ± abad V M.
Sumbernya sejarah dari kerajaan tarumanegara
adalah prasasti dan berita dari luar negeri, terutama dari Cina. Isi dari ketujuh prasasti tersebut yaitu :
a. Prasasti Ciaruteun
Prasasti Ciaruteun |
vikkrantasyavanipat eh
srimatah purnnavarmmanah
tarumanagarendrasya
visnoriva padadvayam
“Inilah (tanda) sepasang telapak kaki yang seperti kaki Dewa Wisnu (pemelihara) ialah telapak yang mulia sang Purnnawarmman, raja di negri Taruma, raja yang gagah berani di dunia”.
Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas
daerah tempat ditemukannya prasasti tersebut. Hal ini berarti menegaskan
kedudukan Purnawarman yang diibaratkan Dewa Wisnu maka dianggap sebagai
penguasa sekaligus pelindung rakyat
b. Prasasti Kebon Kopi
Prasasti Kebon Kopi |
Jaya
vicalasya tarumendrasya hastinah
Airavatabhasya
vibhatidam padadvayam
Terjemahan Kebon Kopi
adalah:
“(ini) dua jejak telapak kaki Airawata yang perkasa dan cemerlang, gajah kepunyaan
penguasa Taruma yang membawakan kemenangan”.
c. Prasasti Jambu
Prasasti Jambu |
siman=data krtajnyo narapatir=asamo yah pura tarumayam/ nama sri
purnnavarmma pracura ri pusara bhedya bikhyatavarmmo/
tasyedam= pada vimbadvayam= arinagarot sadane nityadaksam/ bhaktanam yandripanam= bhavati sukhakaram salyabhutam ripunam//
tasyedam= pada vimbadvayam= arinagarot sadane nityadaksam/ bhaktanam yandripanam= bhavati sukhakaram salyabhutam ripunam//
Terjemahan Prasasti
Jambu adalah:
"Gagah, mengagumkan dan jujur
terhadap tugasnya adalah pemimpin manusia yang tiada taranya yang termashyur
Sri Purnawarman yang sekali waktu (memerintah) di Taruma dan yang baju zirahnya
yang terkenal tidak dapat ditembus senjata musuh. Ini adalah sepasang tapak
kakinya yang senantiasa menggempur kota-kota musuh, hormat kepada para
pangeran, tapi merupakan duri dalam daging bagi musuh-musuhnya."
Sumber: (http://kisahasalusul.blogspot.co.id/2015/05/7-prasasti-peninggalan-kerajaan-tarumanegara.html)
d. Prasasti Tugu,
Prasasti Tugu |
pura rajadhirajena guruna pinabahuna
khata khyatam purim prapya candrabhagarnnavam yayau//
pravarddhamane dvavingsad vatsare sri gunau jasa narendradhvajabhutena srimata purnavarmmana//
prarabhya phalguna mase khata krsnastami tithau caitra sukla trayodasyam dinais siddhaikavingsakaih
ayata satsahasrena dhanusamsasatena ca dvavingsena nadi ramya gomati nirmalodaka//
pitamahasya rajarser vvidaryya sibiravanim brahmanair ggo sahasrena prayati krtadaksina//
pravarddhamane dvavingsad vatsare sri gunau jasa narendradhvajabhutena srimata purnavarmmana//
prarabhya phalguna mase khata krsnastami tithau caitra sukla trayodasyam dinais siddhaikavingsakaih
ayata satsahasrena dhanusamsasatena ca dvavingsena nadi ramya gomati nirmalodaka//
pitamahasya rajarser vvidaryya sibiravanim brahmanair ggo sahasrena prayati krtadaksina//
Terjemahan Prasati Tugu adalah:
“Dahulu sungai yang bernama Candrabhaga telah
digali oleh maharaja yang mulia dan yang memilki lengan kencang serta kuat
yakni Purnnawarmman, untuk mengalirkannya ke laut, setelah kali (saluran
sungai) ini sampai di istana kerajaan yang termashur. Pada tahun ke-22 dari
tahta Yang Mulia Raja Purnnawarmman yang berkilau-kilauan karena kepandaian dan
kebijaksanaannya serta menjadi panji-panji segala raja-raja, (maka sekarang)
dia pun menitahkan pula menggali kali (saluran sungai) yang permai dan berair
jernih Gomati namanya, setelah kali (saluran sungai) tersebut mengalir melintas
di tengah-tegah tanah kediaman Yang Mulia Sang Pendeta Nenekda (Raja
Purnnawarmman). Pekerjaan ini dimulai pada hari baik, tanggal 8 paro-gelap
bulan dan disudahi pada hari tanggal ke 13 paro terang bulan Caitra,jadi hanya
berlangsung 21 hari lamanya, sedangkan saluran galian tersebut panjangnya 6122
busur. Selamatan baginya dilakukan oleh para Brahmana disertai 1000 ekor sapi
yang dihadiahkan”
e. Prasasti Lebak.
Prasasti Lebak |
Vikranto ‘yam
vanipateh/prabhuh satya parakramah narendra ddhvajabhutena/ srimatah
purnnawvarmanah
Terjemahan Prasasti Lebak adalah:
Inilah
(tanda) keperwiraan, keagungan, dan keberanian yang sesungguhnya dari raja
dunia, yang Mulia Purnawarman yang menjadi panji sekalian raja-raja.
Sumber: (http://kisahasalusul.blogspot.co.id/2015/05/7-prasasti-peninggalan-kerajaan-tarumanegara1.html)
f. Prasasti Pasir Awi.
Prasasti Pasir Awi |
Prasasti Pasir Awi tidak berisi tulisan,
hanya berisi pahatan berpahatkan
gambar dahan dengan ranting dan dedaunan serta buah-buahan dan buah-buahan,
serta sepasang telapak kaki.
g. Prasasti Muara Cianten.
Prasasti Muara Cianten |
sabdakalanda rakryan juru panga-mbat i
kawihaji panyca pasagi marsa-n desa barpulihkan haji sunda
Ini tanda
ucapan Rakryan Juru Pengambat dalam tahun (Saka) kawihaji (8) panca (5) pasagi
(4), pemerintahan negara dikembalikan kepada raja Sunda.
Sumber: (http://kisahasalusul.blogspot.co.id/2015/05/7-prasasti-peninggalan-kerajaan-tarumanegara1.html)
Di samping prasasti tersebut, juga ada berita
Cina yang menggambarkan keadaan di wilayah nusantara.
Berita itu berasal dari musafir Cina yaitu Fa-Hein.
Berita Cina menyebutkan adanya kerajaan bernama To-lo-mo.
Kerajaan ini beberapa kali mengirim utusan ke Cina.
B. Kondisi Kerajaan
Berdasarkan sumber-sumber mengenai kerajaan Taruma tersebut, dapat diketahui bagaimana keadaan:
a. Pemerintahan dan kehidupan masyarakat.
Kerajaan Tarumanegara berkembang
lebih kurang pada abad V M. Rajanya yang terkenal adalah
Purnawarman. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian
Sungai Gomati dan Candrabaga (Kali Bekasi) sepanjang 6112 tombak (sekitar
11 km). Selesai penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan
menyedekahkan 1.000 ekor sapi kepada kaum brahmana. Purnawarman sendiri adalah Penganut agama Hindu, aliran
Vaisnawa. Purnawarman Memerintah dalam waktu cukup lama yang disebutkan.
Menurut
Naskah Wangsakerta Kerajaan Tarumanagara tersebut pernah dipimpin oleh 12 orang
raja, diantaranya:
1.
Jayasingawarman (358-382 M.)
2.
Dharmayawarman (382-395 M.)
3.
Purnawarman (395-434 M.)
4.
Wisnuwarman (434-455 M.)
5.
Indrawarman (455-515 M.)
6.
Candrawarman (515-535 M.)
7.
Suryawarman (535-561 M.)
8.
Kertawarman (561-628 M.)
9.
Sudhawarman (628-639 M.)
10. Hariwangsawarman
(639-640 M.)
11. Nagajayawarman
(640-666 M.)
12. Linggawarman
(666-669 M.)
b. Segi
Sosial
Kehidupan
rakyatnya aman dan tenteram. Rakyat pada saat itu menganggap Raja Purnawarwan
sebagai pemelihara dan pelindung rakyat.
c. Segi ekonomi
Pertanian merupakan mata pencaharian yang pokok. Perdagangan berkembang pula. Sudah mengenal penanggalan (tanggal 8 paro petheng bulan Palguna sampai tanggal 13 paro terang bulan Caitra). Perekonomian maju,
raja memberikan sedekah 1.000 ekor lembu pada para Brahmana.
C. Keruntuhan
Adapun keruntuhan Kerajaan Tarmanegara
berawal dai Raja ke-12 Tarumanagara, Linggawarman, memiliki
dua orang putri. Putri pertamanya bernama Dewi Manasih yang kemudian menikah
dengan Tarusbawa dan Sobakencana yang kemudian menjadi isteri Dapunta Hyang Sri
Jayanasa, pendiri Kerajaan Sriwijaya. Setelah Linggawarman meninggahl tahta Kerajaan Tarumanegara pun jatuh pada suami Manasih yaitu
Tarusbawa. Hal ini Menyebabkan
penguasa Kerajaan Galuh (Kerajaan bawahan Tarumanegara), bernama Wretikandayun
memberontak dan mendirikan Kerajaan Galuh, sebagai Kerajaan yang berdiri
sendiri. Pada masa kepemerintahan Tarusbawa, pusat kerajaan Tarumanagara dipindah
ke Hulu Sungai Cipakancilan, Willayah Kerajaan Sunda (Kerajaan bawahan Tarumanagara)
dan kemudian Kerajaan Tarumanagara menjadi Kerajaan Sunda.
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus