Senin, 31 Agustus 2015

Kesultanan Ternate dan Tidore

kesultanan ternate dan tidore
Dalam sejarah Ternate disebutkan bahwa Sultan Ternate yang pertama kali memeluk agama Islam adalah Zainal Abidin (1465-1486). Sebelum memeluk Islam, ia bernama Gapi Buta dan setelah meninggal dunia ia dikenal dengan sebutan Sultan Marhum. Sedangkan Sultan Tidore yang pertama kali memeluk Islam adalah Cirililiyah yang kemudian berganti nama menjadi

Sultan Jamaludin. Ketika Ternate di bawah pemerintahan Sultan Ben Acorala dan Tidore di bawah pemerintahan Sultan Almancor, keduanya berhasil mengangkat kerajaan menjadi negeri yang kuat dan makmur. Kedua kerajaan itu memiliki puluhan perahu korakora yang dipergunakan untuk berperang dan mengawai lautan yang menjadi wilayah perdagangannya. Di ibukota Ternater, yaitu Sampalu banyak didirikan rumah di atas tiang-tiang yang tinggi dan istana kerajaan dikelilingi dengan pagar. Kota Tidore dikelilingi dengan pagar tembok, parit, benteng, dan lubang perangkap sehingga sangat sulit ditembus oleh musuh. Ternyata, kemajuan kedua kerajaan itu menyebabkan timbulnya persaingan untuk menanamkan pengaruh atas wilayah sekitarnya. Oleh karena itu, pada abad XVII muncul dua persekutuan, yaitu Uli Lima dan Uli Siwa. Uli Lima dipimpin oleh Ternate dengan anggota Ambon, Obi, Bacan, dan Seram. Sedangkan Uli Siwa dipimpin oleh Tidore dengan anggota Makean, Halmahera, Kai, dan pulau-pulau lain hingga ke Papua bagian Barat. Kesultanan Ternate mencapai puncak kejayaan pada masa peme-rintahan Sultan Baabullah. Sedangkan kesultanan Tidore mencapai masa kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Nuku. Persaingan di antara kedua kesultanan itu dimanfaatkan oleh bangsa Portugis dan Spanyol yang berambisi untuk menancapkan kekuasaannya di Kepulauan Maluku. Kedua bangsa asing itu berusaha mengadudomba antara Ternate dan Tidore. Ternate dibantu Spanyol dan Tidore dibantu Portugis.


1 komentar:

About Me

Popular Posts

Designed By Seo Blogger Templates