Kesultanan demak
Kesultanan ini adalah kesultanan
Islam petama di jawa.
Berdiri pada tahun:
1500
Didirikan oleh:
Raden Patah
Sejarah:
Sebenarnya, Raden Patah masih keturunan
langsung dari Brawijaya, raja Majapahit. Sebagai sultan pertama Demak,Raden
Patah bergelar Sultan Alam Akbar Al-Fatah. Berdirinya kerajaan Demak mendapat dukungan
dari ulama dan pembesa rdi pantai Utara Jawa, seperti
Tuban, Gresik, Jepara, Kudus, dan lain-lainnya. Peranan kerajaan Demak sebagai pusat
penyebaran agama Islam dan perdagangan di pulau
semakin besar, terutama setelah jatuhnya Malaka ke tangan
bangsa Portugis pada tahun 1511. Pada pedagang muslim
yang biasanya melalui Selat Malaka, kemudian memindahkan jalur
perdagangannyadengan menelusuri pantai Barat Sumatera, Selat Sunda, dan sampailah di pantai Utara Jawa.
Dengan demikian, jatuhnya Malaka ke tangan bangsa Portugis
merupakan sebuah keuntungan bagi Demak. Pada tahun 1513, armada Demak di
bawah pimpinan putera Raden Patah, yaitu Pati
Unus melancarkan serangan terhadap kedudukan Portugis di
Malaka. Sayang, serangan itu mengalami kegagalan karena
letak Malaka yang jauh dan persenjataan pasukan Demak yang sangat
kurang. Meskipun mengalami kegagalan, Pati Unus
tetap mendapat pengahargaan sebagai Pangeran Sabrang Lor. Pada tahun 1518, Raden Patah
meninggal dunia dan kedudukannya digantikan oleh
puteranya, yaitu Pati Unus. Namun, Pati Unus tidak lama
memerintah Demak. Ia hanya memerintah selama tiga
tahun (1518-1521). Pati Unus tidak memiliki anak dan
karena itu, ia digantikan oleh adiknya, yaitu Sultan Trenggono (1521-1546). Pada masa pemerintahannya, Demak mengalami
masa kejayaan. Wilayah Demak pun bertambah luas sampai ke
ujung barat pulau Jawa, Palembang dan Jambi, serta sebagian
Kalimantan. Sultan Trenggono memilih strategi
bertahan dalam menghadapi ancaman Portugis.
Ketika, Portugis merencanakan untuk mendirikan ’benteng’ dan ’kantor
dagang’ di Sunda Kelapa, maka dengan cepat Demak
mengirimkan tentaranya ke Sunda Kelapa pada tahun 1522.
Pasukan Demak yang dipimpin oleh Fatahilah berhasil mengalahkan dan
mengusir Portugis dari Sunda Kelapa pada 1527. Sepeninggal Sultan Trenggono
terjadi pertikaian di antara kerabat kerajaan, terutama Pangeran Sekar
Seda ing Lepen (adik Sultan Trenggono) dan
Pangeran Prawoto (putera Sultan Trenggono). Pangeran Sekar
Seda ing Lepen terbunuh atas perintah Pangeran Prawoto.
Pangeran Sekar Seda ing Lepen sendiri telah ditetapkan
sebagai pengganti Sultan Trenggono. Sementara, Arya Penangsang (putera
Pangeran Sekar Seda ing Lepen) yang menganggap
diri sebagai orang yang paling berhak atas tahta Demak,
kemudian membunuh Pangeran Prawoto beserta seluruh
keluarganya. Sebenarnya, apa yang dilakukan Arya Penangsang merupakan
tindakan balas dendam. Akhirnya, Arya
Penangsang menjadi Sultan Demak (1546-1568). Masa
pemerintahan Arya Penangsang ditandai dengan berbagai kekacauan dan
pembunuhan. Banyak orang yang tidak senang
terhadap Arya Penangsang karena kekejamannya. Pangeran Hadiri, seorang adipati
di Jepara dibunuhnya
karena dianggap merintangi kekuasaannya.
Tindakan itu menimbulkan kemarahan Ratu Kali
Nyamat (isteri Pangeran Hadiri), dan segera mengangkat
senjata untuk membalas kematian suaminya. Para adipati
yang sepaham diajak bersatu untuk menghancurkan kekuasaan Arya
Penangsang. Di antara para adipati yang tidak senang
terhadap Arya Penangsang adalah Adiwijaya, seorang adipati di
Pajang yang lebih dikenal dengan sebutan Jaka Tingkir atau
Mas Karebet. Ia berhasil membunuh Arya Penangsang pada
tahun 1568 sehingga kekuasaan Demak berpindah ke
tangannya dan mendirikan kerajaan Pajang.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar