Kesultanan banten
Pendiri:
Nurullah/ Fatahillah
Berdiri pada tahun:
1552
Siapakah Fatahillah sebenarnya?
Sebelumnya ia bernama Nurullah, Ia berasal dari Pasai dan pergi ke
Demak karena Pasai dikuasai Portugis. Ia sangat berjasa kepada Sultan
Trenggono dalam mengusir Portugis dari pulau Jawa. Ia diizinkan untuk menyebarkan
agama Islam di Banten dan sekitarnya. Ia berhasil mendirikan Kesultan
Cirebon pada tahun 1552. Ia meninggal pada tahun 1570 dan
dimakamkan di Gunung Sembung. Dalam Babad Cirebon, ia dikenal
sebagai Wong Agung Sabrang (pembesar yang berasal dari luar Jawa) dan Ratu
Bagus Pase (orang terhormat dari Pasai)
Siapakah Sunan Gunung Jati sebenarnya?
Sampai saat ini ada dua pendapat yang berbeda mengenai Sunan Gunung Jati:
Pertama, mengatakan bahwa Sunan Gunung Jati adalah Fatahillah. Artinya, dua nama yang digunakan oleh orang yang sama.
Kedua, mengatakan bahwa Fatahillah dan Sunan Gunung Jati adalah dua nama yang dipergunakan oleh dua orang yang berbeda. Jika pendapat ini benar, maka Sunan Gunung Jati adalah
nama lain dari Syarif Hidayatullah sebagaimana
diceriterakan dalam Babad Caruban maupun sumber-sumber Portugis yang
mengatakan bahwa Fatahillah adalah menantu Sunan Gunung
Jati.
Sejarah:
Dasar-dasar pembentukkan Kesultanan Banten telah dirintis oleh Nurullah pada tahun
1525 atas persetujuan Sultan Demak. Nurullah adalah
seorang muslim yang saleh dan cakap dalam bidang politik
sehingga diharpkan dapat membendung pengaruh Portugis. Pada
tahun 1522, Portugis
telah menandatangi persetujuan dengan Pakuan Pajajaran untuk mendirikan benteng di Sunda
Kelapa. Namun sebelum maksud Portugis dilaksanakan,
Nurullah telah merebut Sunda Kelapa dari Pajajaran pada tahun 1527. Atas
kemenangannya itu, Nurullah diberi gelar
Fatahillah (Kemenangan Allah) oleh Sultan Trenggono. Di samping itu, nama Sunda
Kelapa diganti
dengan Jayakarta. Ketika Portugis bermaksud mendirikan benteng
di Sunda Kelapa, maka kedatangan mereka disambut
gempuran oleh laskar Banten. Portugis terdesak
dan akhirnya menyingkir dari Sunda Kelapa. Akhirnya, Banten
diserahkan kepada puteranya yang kedua, yaitu Hasanuddin pada
tahun 1552. Sejak saat itu, Banten melepaskan diri dari
Demak dan berdiri sebagai kerajaan yang merdeka. Oleh karena
itu, Sultan Hasanuddin (1552-1570) dianggap sebagai sultan Banten yang pertama. Pada tahun 1570, Sultan Hasanuddin
wafat dan digantikan puteranya yang bernama Pangeran
Yusuf (1570-1580). Pada tahun 1579, Pangeran Yusuf menyerang Pajajaran dan
sejak itu berakhirlah riwayat kerajaan
Hindu di Jawa Barat. Sedangkan Pangeran Yusuf digantikan oleh Maulana Yusuf. Maulana Yusuf meninggal pada
tahun 1595, ketika memimpin ekspedisi ke Palembang. Banten pun mulai surut karena kalah
bersaing dengan VOC yang berkuasa di Batavia (dulu Sunda Kelapa atau Jayakarta).
Komentar ini telah dihapus oleh administrator blog.
BalasHapus